Selasa, 19 Februari 2013

Gerakan Mahasiswa???


Berbicara soal gerakan mungkin hal pertama yang akan kita pikirkan adalah “aksi” atau lebih populer dikenal dengan sebutan “demo”. Turun ke jalan, berorasi, dan mengenakan segala perlengkapannya seperti almamater, pengeras suara, spanduk, dan lain-lain senantiasa menghiasi kegiatan ini. Apa sebenarnya esensi dari gerakan ini? Jaman demi jaman sepertinya esensi ini mulai bergeser, untuk itu kita harus menelusuri kembali agar gerakan ini jangan sampai disalah kaprahkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.

Jumlah mahasiswa di negeri ini bukan jumlah yang banyak, diperkirakan hanya sekitar 2,5 % masyarakat Indonesia yang beruntung menikmati bangku perkuliahan. Adalah bodoh jika kita menyia-nyiakan kesempatan menjadi mahasiswa, karena dilihat dari jumlahnya yang sedikit mahasiswa bisa dikatakan sebagai orang-orang khusus bangsa yang berintelektual. Orang-orang khusus bangsa seharusnya memberikan hal yang khusus juga kepada bangsa, setidak-tidaknya berupa kepedulian. Bentuk kepedulian itu bisa seperti kepekaan terhadap hal-hal apapun yang berhubungan dengan negeri ini. Tentunya peka saja belum cukup karna peduli berarti bertindak. Timbul pertanyaan, “Tindakan seperti apa yang bisa mewujudkan kepedulian?” Disinilah kita akan mengenal apa itu gerakan.

Gerakan bukan hanya dan tidak harus berupa “aksi” atau “demo”. Banyak gerakan yang bisa kita lakukan sebagai mahasiswa. Bepikir dan memberikan inovasi yang membangun kepada bangsa adalah juga sebuah gerakan. Jadi, apa itu gerakan? Gerakan adalah sebuah proses kepedulian yang dinamis. Dikatakan proses karena sebuah gerakan tidak bisa terjadi begitu saja. Penuh tahapan serta banyak halangan dan rintangan di dalamnya.

Bagi mahasiswa yang bertipe pemikir, mungkin ia akan bergerak dengan cara menciptakan hal-hal baru yang bermanfaat untuk bangsa. Bagi mahasiswa yang lebih menggemari permasalahan sosial, mungkin ia akan bertindak dengan melakukan aksi atau tindakan persuasif lainnya. Tidak penting jenis gerakan apa yang dilakukan, yang terpenting adalah gerakan tersebut harus bermanfaat dan menjunjung tinggi nilai kebenaran serta kepentingan rakyat.

Gerakan yang sering menjadi kontroversi biasanya adalah gerakan berupa demonstrasi. Jenis gerakan ini sering menimbulkan kericuhan karena biasanya banyak pihak yang melakukan dengan cara anarkis. Kembali pada esensi dari gerakan itu yang adalah menjunjung tinggi kebenaran serta kepentingan rakyat, jika demonstrasi dilakukan dengan anarkis apakah akan terpenuhi esensi tersebut? Jelas tidak! Contoh aksi anarkis seperti melakukan bakar-membakar, lempar-lemparan, dan aksi ekstrim lainnya. Aksi seperti ini justru akan merugikan masyarakat, selain itu aksi seperti ini justru akan menurunkan citra dari para pemuda Indonesia yang melakukan gerakan dihadapan masyarakat.

Untuk itu, kita sebagai pemuda yang peduli pada Indonesia hendaknya cerdas dalam melakukan gerakan.

Sumber: Hasil diskusi bersama teman-teman YouLC, Padang 21 Oktober 2012