Berbicara
soal gerakan mungkin hal pertama yang akan kita pikirkan adalah “aksi” atau
lebih populer dikenal dengan sebutan “demo”. Turun ke jalan, berorasi, dan
mengenakan segala perlengkapannya seperti almamater, pengeras suara, spanduk,
dan lain-lain senantiasa menghiasi kegiatan ini. Apa sebenarnya esensi dari
gerakan ini? Jaman demi jaman sepertinya esensi ini mulai bergeser, untuk itu
kita harus menelusuri kembali agar gerakan ini jangan sampai disalah kaprahkan
oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
Jumlah
mahasiswa di negeri ini bukan jumlah yang banyak, diperkirakan hanya sekitar
2,5 % masyarakat Indonesia yang beruntung menikmati bangku perkuliahan. Adalah
bodoh jika kita menyia-nyiakan kesempatan menjadi mahasiswa, karena dilihat
dari jumlahnya yang sedikit mahasiswa bisa dikatakan sebagai orang-orang khusus
bangsa yang berintelektual. Orang-orang khusus bangsa seharusnya memberikan hal
yang khusus juga kepada bangsa, setidak-tidaknya berupa kepedulian. Bentuk
kepedulian itu bisa seperti kepekaan terhadap hal-hal apapun yang berhubungan
dengan negeri ini. Tentunya peka saja belum cukup karna peduli berarti
bertindak. Timbul pertanyaan, “Tindakan seperti apa yang bisa mewujudkan kepedulian?”
Disinilah kita akan mengenal apa itu gerakan.
Gerakan
bukan hanya dan tidak harus berupa “aksi” atau “demo”. Banyak gerakan yang bisa
kita lakukan sebagai mahasiswa. Bepikir dan memberikan inovasi yang membangun
kepada bangsa adalah juga sebuah gerakan. Jadi, apa itu gerakan? Gerakan adalah
sebuah proses kepedulian yang dinamis. Dikatakan proses karena sebuah gerakan
tidak bisa terjadi begitu saja. Penuh tahapan serta banyak halangan dan
rintangan di dalamnya.
Bagi
mahasiswa yang bertipe pemikir, mungkin ia akan bergerak dengan cara
menciptakan hal-hal baru yang bermanfaat untuk bangsa. Bagi mahasiswa yang
lebih menggemari permasalahan sosial, mungkin ia akan bertindak dengan
melakukan aksi atau tindakan persuasif lainnya. Tidak penting jenis gerakan apa
yang dilakukan, yang terpenting adalah gerakan tersebut harus bermanfaat dan
menjunjung tinggi nilai kebenaran serta kepentingan rakyat.
Gerakan
yang sering menjadi kontroversi biasanya adalah gerakan berupa demonstrasi.
Jenis gerakan ini sering menimbulkan kericuhan karena biasanya banyak pihak
yang melakukan dengan cara anarkis. Kembali pada esensi dari gerakan itu yang
adalah menjunjung tinggi kebenaran serta kepentingan rakyat, jika demonstrasi
dilakukan dengan anarkis apakah akan terpenuhi esensi tersebut? Jelas tidak!
Contoh aksi anarkis seperti melakukan bakar-membakar, lempar-lemparan, dan aksi
ekstrim lainnya. Aksi seperti ini justru akan merugikan masyarakat, selain itu
aksi seperti ini justru akan menurunkan citra dari para pemuda Indonesia yang
melakukan gerakan dihadapan masyarakat.
Untuk
itu, kita sebagai pemuda yang peduli pada Indonesia hendaknya cerdas dalam
melakukan gerakan.
Sumber:
Hasil diskusi bersama teman-teman YouLC, Padang 21 Oktober 2012