Sabtu, 28 Juli 2012

Tidak Salah Meninjau Kembali


Kaus kaki belang-belang, kalung permen, topi, bentakan-bentakan senior, nametag, mengelilingi kampus dengan nyanyian-nyanyian, dan lain-lain. Hal-hal ini identik dengan pelaksanaan ospek. Ospek yang seharusnya berbau positif yaitu untuk pengenalan mahasiswa baru dengan seniornya serta untuk pengenalan mahasiswa baru dengan lingkungan kampusnya sekarang berubah menadi “sarang badut’’. Banyak kalangan yang ‘’ngeles’’ dengan menyebutkan bahwa semua perkakas tersebut diadakan demi membangun kekompakan dikalangan mahasiswa baru dan hal ini harus dilaksanakan karna memang sudah tradisi.

Pihak unversitas harusnya meninjau ulang yang kita sebut tradisi ini, kita boleh meneruskan tradisi tapi hendaknya sebagai mahluk yang berpikir kita harus memilah tradisi mana yang sesuai untuk kita lanjutkan. Jika memang tradisi seperti ini lebih banyak menimbulkan masalah, apa salahnya kita menghapusnya dan membuat tradisi yang lebih membangun.

Ingat, dunia kampus adalah ajang untuk mencari ilmu dan mendewasakan diri bukan ajang untuk balas-balasan.

Apa dengan mengadakan ospek yang seperti ini misi untuk mendekatkan senior dan junior tercapai? Bukannya hal ini justru akan memberi tekanan batin tersendiri pada setiap mahasiswa baru?
Jadi, apakah ospek akan berdampak positif atau negatif?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar