Jumat, 19 Oktober 2012

Eca

Seperti Eca yang ketika dia ingin memainkan sebuah pisau, ibunya langsung mengambil pisau itu dengan segera agar tidak sampai melukai Eca.

Eca gadis mungil berumur 3 tahun nan lincah sering bermain kesana-kemari menikmati dunia kanak-kanaknya. Seperti anak kecil lainnya, ia menikmati tiap detik waktu yang didapatkannya dengan riang. Ibunya mempunyai peran yang penting dalam masa kanak-kanak Eca. Mengawasi, melindungi dan menenangkan senantiasa menjadi tugas rutin sang ibu.
Suatu ketika saat asik bermain, Eca melirik sebilah pisau dan berniat untuk memainkannya. Dengan polos ia mengambil pisau tersebut dan memegangnya. Saat itu juga ibunya dengan sigap mengambil kembali pisau tersebut dari tangan Eca, halhasil Eca menangis karena merasa ibunya telah merebut mainan baru miliknya. Eca akhirnya merajuk.
Untuk beberapa waktu Eca tidak mau menegur ibunya. Sang ibu datang kepadanya dan membujuk Eca agar tidak merajuk lagi. Setelah lama dibujuk, Eca akhirnya memutuskan untuk kembali kepelukan kasih ibu.
Kita sering merasa apa yang kita inginkan atau senangi adalah suatu hal yang baik dan pantas untuk kita dapatkan. Seperti Eca, terkadang kita tidak tahu bahwa justru hal yang kita inginkan tersebut bisa saja menyakiti bahkan membunuh kita. Biasanya kita akan kokoh dengan keinginan hati dan mencari cara agar kita mendapatkan hal tersebut. Kita akan berdoa dan meminta agar apa yang kita mau dikabulkan. Ketika permintaan kita dalam doa tidak dikabulkan, bagaimana respon kita?
Hari itu aku pernah berdoa, “Ya, Bapa aku meminta pada-Mu.” Setiap hari aku minta, minta, dan minta. Sampai pada akhirnya aku tahu permintaanku tidak dikabulkan. Aku kecewa. Aku merasa itu bukan permintaan yang buruk, tapi mengapa tidak dikabulkan?
Aku putuskan untuk berhenti berdoa. “Aku lelah meminta.”, keluhku dalam hati. Aku merajuk sama seperti Eca. Hari demi hari aku lewati tanpa relasi dengan-Nya, aku seperti preman yang berjalan tegap seolah-olah apapun mampu aku hadapi sendiri. Ternyata aku menjadi jauh lebih lelah. Aku mulai berpikir, “Apa yang sedang aku lakukan ini? Mana mungkin aku mampu melangkah tanpa Dia.”
Aku diingatkan, apa yang aku minta pastilah bukan yang terbaik untukku. Aku memang kecewa namun aku juga sadar Tuhan lebih tahu apa yang pantas untukku. Seperti ibu Eca yang selalu melindunginya, seperti itu juga Tuhan menjaga kita. Tuhan tahu kita menyukai hal tersebut, tapi Ia juga tahu bahwa hal itu tidak baik untuk kita, maka Ia menjauhkannya dari kita.
Merajuk seperti Eca mungkin sering kita lakukan di hadapan Tuhan. Tapi Ia selalu merangkul kita kembali, memeluk dan mengasihi kita. Tidak ada pilihan karena kita memang harus datang kepelukan-Nya. Dia dan hanya Dia yang mampu memenuhi segala hal yang kita butuhkan, mampukah bila kita terlalu lama merajuk pada-Nya?
Eca pada kisah hidupnya yang lain, sering merajuk pada sang ibu. Namun dengan kasih, ibunya selalu bahkan berkali-kali merayu Eca agar tidak merajuk lagi. Akhirnya Eca juga harus merobohkan keras kepalanya ketika ia butuh disuapi makanan oleh ibunya. Kita bisa melihat, bahwa Eca yang berumur 3 tahun ini sadar kalau ia membutuhkan ibunya dan tidak sanggup bila harus berlama-lama merajuk karena segala hal yang Eca butuhkan ada pada ibunya.
Tuhan senantiasa akan membujuk kita kembali agar datang ke pelukan kasih-Nya. Kita harus mendatangi pelukan itu, karena kita akan merasa lapar bila tidak datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar