KOMUNIKASI GRAFIS
Komunikasi grafis merupakan
bagian kecil dari komunikasi visual. Terdiri dari 3 sub-bidang:
1. Disain
grafis (merancang huruf, gambar dan lain-lain menjadi informsi visual)
2. Ilustrasi
(menampilkan informasi dengan keterampilan gambar)
3. Fotografi
(menampilkan informasi melalui kamera)
Contoh dari komunikasi grafis ini seperti pada stiker,
sampul, selebaran (cetak/visual);
banner, papan nama, neon box, baliho (media
luar ruang); radio, televisi internet, film (media elektronik); kaos, topi, souvenir dan lain-lain.
Awal munculnya komunikasi grafis pada abad ke-15 dan mulai
berkembang pada abad ke-19.
SEJARAH DISAIN
GRAFIS
Disain grafis merupakan jembatan penghubung antara dunia
bisnis dengan media komunikasi grafis.
Awal mula dikenal saat kajian
dalam ilmu antropologi, terdapat gambar-gambar dalam gua maupun tanda-tanda
pada jaman prasejarah, hal ini membuktikan bahwa seni gambar telah ada dari
jaman dulu. Lalu juga dikenal dalam ilmu matematika, dimana gambar digunakan
sebagai lambang serta dalil-dalil seperti phitagoras. Selanjutnya disain grafis
berkembang pesat saat jaman kemenangan Romawi atas Yunani, dimana tercipta
huruf-huruf A-Z.
Peristiwa penting dalam disain
grafis:
1. Johanes
Gutenberg (menemukan mesin cetak tahun 1447)
2. The
Great Exhibition (pameran di London 1851)
3. Lay
Out Gaya Mondrian (sebuah lukisan yang menginspirasi struktur layout 1872)
4. Aristide
Bruant (sebuah lukisan tentang rasa simpati pada ras manusia 1892)
5. Modernisme
(mesin 1910)
6. Dadaisme
(sebuah gerakan kesusastraan 1916)
7. De
Stijl (gerakan disain dari sebuah majalah 1916)
8. Constructivism
(gerakan seni modern yang menciptakan objek geometris 1918)
9. Bauhaus
(menekankan pada fungsi bukan sekedar hiasan 1919)
10. Gill
Sans (jenis huruf 1928)
11. Harry
Beck (peta bawah tanah London 1931)
12. International
Style (peresmian tipografi 1950)
13. Helvetica
(salah satu tipe huruf 1951)
14. Emigre
(majalah di amerika 1984)
ALIRAN-ALIRAN DALAM DISAIN GRAFIS
1. Victorian
(mengutamakan keindahan dengan warna-warna yang natural, sekitar tahun 1820-an
di Eropa)
2. Perancis:
a.
Art Deco (elegan, mewah 1925)
b.
Art Nouveau (pewarnaan yang flat, berkaitan
dengan sensualitas)
3. Surealis
(aliran seni yang mempelajari alam mimpi/bawah sadar, menggambarkan dunia
hayal, berkembang di Paris, Prancis)
4. Kontemporer
(“kekinian”, selalu berkembang, mengalami modernisasi, sudah kreatif dan
inovatif, merupakan pencampuran dari berbagai aliran)
LAY OUT
Lay out adalah tata letak, dimana
dalam dunia disain grafis tidak ada aturan yang pasti mengenai lay out itu sendiri.
Artinya, lay out bersifat relatif tergantung seni dari si pembuat disain.
Konsep dalam pembuatan lay out:
1. Disain
harus menarik
2. Punya
prinsip lay out yang baik:
a.
Proporsi (kesesuaian antara ukuran halaman
dengan isinya)
b.
Keseimbangan (pengaturan agar penempatan elemen
seimbang; keseimbangan simetris/formal dan keseimbangan asimetris/informal. Seimbang
bukan berarti sama besar tapi memiliki kesamaan bobot)
c.
Kontras (fokusnya/bagian yang dominan)
d.
Irama (elemen tetap yang diulang-ulang polanya)
e.
Kesatuan (hubungan antar elemen)
WARNA
Warna merupakan pelengkap gambar
serta perwakilan suasana hati pelukisnya. Warna adalah hal pertama yang dilihat
oleh seseorang.
Dimensi warna:
1. Hue
(primer, sekunder, tersier)
2. Value
(terang-gelapnya warna)
3. Intensity
(cerah-suramnya warna)
Fungsi warna:
1. Prakstis
2. Estetik
3. Simbolik
4. Personal taste
TIPOGRAFI
Tipografi adalah proses seni
untuk menyusun bahan publikasi menggunakan huruf cetak. Tipografi mulai dikenal
saat tahun 1440 oleh Johan Guttenberg dengan “huruf cetak timah-nya”.
Prinsip dasar tipografi:
1. Judul
(judul harus ditulis dengan kontras yang cukup kuat, bila perlu menggunakan
ukurang yang lebih besar)
2. Headline/judul
artikel (berfungsi mengarahkan pandangan pembaca menuju teks di bawahnya)
3. Subhead
(dibuat untuk menandai bagian yang lebih detail)
Penyusunan tipografi harus sesuai
dengan urutan prioritas penyampaian informasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar